hariantoday.com,MEDAN TEMBUNG,MEDAN- Di tengah hiruk-pikuk pembangunan Kota Medan, terselip sebuah kisah pilu dari Lingkungan 6, Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung. Martini, seorang lansia berusia 82 tahun yang telah puluhan tahun menjanda, luput dari perhatian pemerintah terkait bantuan sosial (Bansos).
Lahir dan besar di lingkungan tersebut, Martini kini hanya bisa mengandalkan ingatannya tentang satu-satunya bantuan yang pernah ia terima: beberapa kilogram beras di masa pandemi COVID-19 beberapa tahun silam. Setelah itu? Kosong.
"Cuma satu kali dapat beras beberapa kilogram, itu pun waktu zaman COVID kemarin. Setelah itu sampai sekarang tidak pernah dapat apa-apa lagi," ujar Martini saat ditemui awak media pada Selasa (30/12/2025).
Sistem Pendataan Dipertanyakan
Kondisi ini memicu gelombang protes dan pertanyaan besar dari warga sekitar. Bagaimana mungkin seorang lansia yang sudah menetap puluhan tahun dan masuk kategori sangat membutuhkan, bisa terlewat dari daftar penerima manfaat?
Sorotan tajam kini mengarah pada kinerja aparat lingkungan dan kelurahan dalam melakukan verifikasi data di lapangan.
Kritik Pedas dari Warga:
- Ketidakakuratan Data: Warga menilai pendataan di Lingkungan 6 tidak becus dan tidak transparan.
- Masalah Menahun: Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa sengkarut data ini sudah terjadi selama lebih dari 10 tahun.
- Transparansi: Muncul pertanyaan besar di tengah masyarakat: "Siapa yang mendata dan di mana datanya?"
Pemerintah Kota Medan Diminta Bertindak
Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi sistem distribusi bantuan sosial di tingkat bawah. Masyarakat berharap Pemerintah Kota Medan segera mengevaluasi kinerja jajaran di Kelurahan Bandar Selamat agar bantuan sosial tepat sasaran, terutama bagi warga rentan seperti Martini.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih menunggu penjelasan resmi dari pihak Kelurahan Bandar Selamat maupun Kecamatan Medan Tembung terkait status bantuan untuk Nenek Martini. (Tim)

0 Komentar